Wah gawat.. Ini dimana? Aku celingak-celinguk.
Huft syukurlah masih blom kelewat. Sudah berapa lama aku tertidur di bis?
" Bu maaf boleh minta tolong?"
Saat ini kami semua sedang makan malam.
Entah kenapa, tapi rasanya gadis itu memperhatikanku terus sedari tadi.
"Saya benar-benar minta maaf dengan apa yang terjadi tadi." Aku berusaha minta maaf agar gadis itu tak menatapku seperti itu lagi.
"O oh.. Fine, it's Ok."
Huft syukurlah masih blom kelewat. Sudah berapa lama aku tertidur di bis?
Kulihat kesamping, kudapati seorang gadis duduk disampingku. Tertidur. Aku bisa perkirakan bahwa dia sebaya denganku.
Hmm manis. Tapi tak disangka tiba-tiba matanya yang tertutup mengeluarkan air mata. Ia menangis dalam tidurnya. Aku tak tahu mengapa, mungkin ia sedang dalam suatu masalah atau bagaimana, entahlah. Yang jelas aku tak tega melihatnya yang menangis bahkan dalam tidurnya. Tanpa sadar aku mengeluarkan sapu tangan hitam dengan strip merah milikku. Menyeka air matanya.
Bis berhenti di halte yang kutuju. Aku harus turun. Tapi aku tak tega meninggalkan gadis ini sendirian. Ketika aku berdiri tak sengaja aku memergoki Ibu-ibu setengah baya yang duduk diseberang sedang memperhatikan kami. Lalu tanpa ragu aku menghampirinya.
" Bu maaf boleh minta tolong?"
"O, oh iya silahkan, minta tolong apa nak?" Ibu tersebut terlihat agak terkejut ketika aku tiba-tiba menghampirinya.
"Saya titip dia ya bu, saya sedang buru-buru." Sambil menunjuk gadis yang tertidur itu.Entahlah, kenapa aku jadi sangat peduli kepadanya. Aku sengaja meninggalkan sapu tangan milikku di atas pangkuannya. Aku merasa kalau dia akan membutuhkan sapu tangan itu ketika bangun nanti.
Lihat bahkan langit pun ikut menangis untuknya. Tapi aku tetap turun dari bis. Berlari. Berharap bisa mengalahkan hujan. Tak tertangkap basah.
Tapi...
Tapi...
Hey tebak. Akhirnya setelah 2 jam sampai di rumah sepupuku, aku bertemu kembali dengan gadis yang kutemui di bis tadi. Tapi sayang waktunya tak tepat. Ketika itu aku sedang menutup resletingku di dalam toilet (Sehabis buang air kecil, mungkin ini efek samping karena tertidur lama di bis, haha) ya saat waktu yang bersamaan aku terkejut karena pintu toilet tiba-tiba terbuka. Aku sempat melotot karena yang membuka pintu toliet itu gadis yang duduk disampingku di bis tadi.
"AAAAAAAARRRRHHHHHHHH..............." teriaknya histeris.
Rama sepupuku meminta maaf kepada kami berdua. Ternyata kunci toilet tersebut rusak dan sudah harus diperbaiki. Aku agak panik, aku takut gadis itu melihat sesuatu yang seharusnya tak dilihat. Kalian tahu kan apa? haha. Tapi syukurlah tak ada yang perlu aku khawatirkan. Aku sudah tanya Rama, dan sepertinya dia tak melihat apa-apa.
Ternyata gadis itu dulunya adalah tetangga Paman dan Bibi yang sering dititipi di rumah mereka. Namanya Valerie Maryam. Dia pindah ke kota sebelah tahun lalu karena tuntutan pekerjaan orang tuanya. Aku baru tahu karena ini adalah kali pertamanya aku main ke rumah Paman dan Bibi.
Saat ini kami semua sedang makan malam.
Entah kenapa, tapi rasanya gadis itu memperhatikanku terus sedari tadi.
Mungkin dia masih terpikirkan dengan apa yang terjadi di toilet tadi. Aku makin tak enak, tatapannya makin serius, matanya yang bulat menajam.
"Saya benar-benar minta maaf dengan apa yang terjadi tadi." Aku berusaha minta maaf agar gadis itu tak menatapku seperti itu lagi.
"O oh.. Fine, it's Ok."
Ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah. Dia terlihat agak malu karena aku memergoki tatapannya. Sepertinya tadi dia bukan menatapku tajam karena alasan toilet tadi, tapi lebih tepatnya karena dia sedang berusaha mengingat sesuatu dengan keras. Aku tak tahu apa itu. Tapi aku yakin di bis tadi dia tak menyadari bahwa pria yang duduk disampingnya adalah aku. Aku tahu dia benar-benar tertidur saat itu.
Yuu-chan
