Sabtu, 31 Desember 2011

Murid Baru - Alfa

Aku menatap gedung sekolah dari kejauhan. Aku menundukkan kepala, perlahan berjalan melewati gerbang, melintas diantara sekian siswa SMA yang sama sekali aku tak kenali. Ya ini sekolah baruku. Hari ini aku memutuskan, ehm maaf 'diputuskan' untuk pindah sekolah. Ayahku yang memutuskan begitu. Mungkin karena nilaiku yang terus menurun gara-gara aku sering membolos dan lagi akhir-akhir ini aku selalu terlibat dalam beberapa perkelahian yang terjadi hanya karena hal sepele. Lingkungan kota tempatku lahir memang kurang begitu baik.

"Kamu kenapa sih?! Tiap hari harus jemput kamu dari ruang kepala sekolah karena berantem! Nilai kamu juga ancur! Papa udah bingung harus gimana buat hadepin kamu! Pokoknya kalo sebulan ini kamu ga berubah, Papa terpaksa pindahin kamu ke sekolah lain, dan menitipkan kamu di rumah paman dan bibi di kota sebelah!" Bentak Ayahku sebulan yang lalu. Dan nyatanya aku tak berubah sama sekali dan 'jreng', finally aku dipindahkan. Aku ngerti sih, mungkin dia pusing harus ngurusin aku dan ngerjain kerjaan kantor. Maklum single parent. Ibuku.. entahlah, aku tak tahu ia dimana.

Akhirnya setelah melewati beberapa lorong, aku menemukan kelas yang akan aku tempati. 10-4. Dan tak lama kemudian bel berbunyi. Siswa-siswa yang tadinya mengobrol d lorong-lorong behamburan masuk ke dalam kelas masing-masing.



"Perkenalkan, namaku Alfandi Muhammad."





"HAAAH?" Spontan hampir seluruh isi kelas berteriak. Sepertinya suaraku terlalu kecil. Aku bukannya malu. Bukan. Aku hanya malas bicara. Aku sebenarnya tidak suka bersosialisasi. Itu menyebalkan. Aku lebih suka diam dan menyendiri tanpa harus mendengarkan pendapat orang yang senangnya berkomentar macam-macam tanpa tahu apa-apa.


"Namaku Alfandi Muhammad." Ulangku agak keras. "Aku pindahan dari SMA 57 Kota sebelah." Akhirnya aku pun duduk setelah memperkenalkan diri di depan kelas. Aku duduk di kursi kosong tepat di samping jendela yang menghadap langsung ke halaman tengah sekolah. Kebetulan pemiliknya juga bernasib sama denganku, pindah ke sekolah lain sekitar seminggu yang lalu.


Aku hanya menatap jendela selama jam pelajaran. Banyak yang kupikirkan. Tapi entah kenapa sedari tadi  rasanya ada seseorang yang memperhatikanku. Wajar, aku murid baru. Dan biasanya murid baru hampir selalu mencuri perhatian semua siswa di hari pertamanya sekolah. Jujur aku tak suka. Lama-kelamaan aku merasa semakin 'risih'. Ini orang kurang kerjaan banget, pikirku. Rasanya tatapan menusuk itu datang dari belakangku.


Tepat dugaanku. Ketika jam istirahat tiba, seseorang yang duduk di belakangku menghampiri. Saat itu aku sengaja tidur di atas meja, aku malas keluar kelas.


"Mmm, maaf sepupunya Rama yang kemaren ya?" Suara perempuan. Aku mengangkat kepala. Tak disangka ternyata gadis bernama Valerie yang kutemui kemarin. Aku tak menyadari bahwa aku berada di satu kelas yang sama dengannya. Ternyata tatapan itu berasal darinya. Sekarang ia berdiri di samping mejaku. Apa mungkin dia masih marah karena kejadian kemarin?


"Oh Valerie kan?"
"Iya. Ga nyangka bisa ketemu lagi di sini. Mmm, soal kemaren.." Tuh kan.. "Harusnya aku yang minta maaf, bukan kamu. Karna aku kemaren buka pintu toilet sembarangan. Maaf ya."
"O oh, soal itu. Gapapa ko. Aku udah lupa." Aku tersenyum.
"Sebenernya dari kemaren ada yang mau aku tanyain ke kamu."
"Apa? Tanya aja."
"Hm, apa kita pernah ketemu sebelumnya?"
"Sebelumnya?"
"Iya, sebelum ketemu di rumah Rama. Ko kayanya aku pernah ketemu kamu di suatu tempat. Wajah kamu familiar banget di ingetan aku."


Oh ternyata itu alasannya kenapa dari kemarin dia memperhatikanku terus. Tapi aku yakin sekali ketika di bis kemarin dia tak melihatku sama sekali. Apa aku bilang saja ya, pria yang duduk di sampingnya ketika di bis itu adalah aku. Hm tapi tak mungkin, dia pasti merasa malu kalau tahu aku memergokinya menangis saat tidur ketika itu.


"Kayanya ngga deh. Aku baru pertama liat kamu di rumah Rama."
"Ooh, mungkin cuma perasaan aku aja kali ya? Sorry ya jadi ganggu."
"Gapapa ko." Lagi-lagi aku tersenyum.


"Val...... Ayu ke kantin." Seseorang memanggilnya.
"Hm, aku ke kantin ya. Mau ikut? Tar aku kenalin lingkungan sekolah and aku anterin ke kelasnya Rama biar kamu tau lingkungan sekolah baru kamu. Gimana? Sebagai permintaan maaf dari aku."
"Gapapa ko, ga usah aku di kelas aja."
"Bener? Ya udah aku duluan ya."
"Oke."


Yuu-chan